Kalau kita di surga sedang anak/istri di neraka

Allah berfirman : “Wahai orang2 yg beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”

Kewajiban seorang kepala keluarga adalah menjaga keutuhan keluarga dari segala ancaman, baik ancaman kelaparan, keamanan dan keselamatan. Agama Islam bukanlah agama yang mengajarkan umatnya utk menjadi orang yg egois, sekalipun dalam urusan agama. Tidak dibenarkan ia hanya memikirkan dirinya sendiri, walaupun selalu menuju kepada kebaikan, sedang ia membiarkan sekitarnya, keluarga terutama, sehingga jauh dari kebaikan. Kalau itu yang terjadi, maka ia akan dituntut akan tanggung jawab sosialnya.

Di hari pembalasan, saat semua orang menerima hasil perbuatannya, manusia akan terpecah menjadi 2 golongan, golongan kanan dan golongan kiri. Golongan kanan mendapat kenikmatan surga beserta isinya, begitu sebaliknya, golongan kiri mendapat siksa api neraka beserta isinya. Pada saat manusia dibangkitkan, suami lari dari istrinya, sang istri pun lari dari suami; ayah lari dari anak dan anak lari dari ayah, begitu pun ibu. Semua ketakutan dari saling dimintai pertanggung-jawaban.

Setelah penghitungan amal selesai, setelah semua menerima balasan atas amal di dunia, predikat Ahli Surga dan Ahli Neraka melekat. Ahli surga dengan segala kenikmatannya dan Ahli neraka dengan segala kepedihannya. Sebagaimana Allah gambarkan mengenai kondisi ahli surga dan ahli neraka dalam QS Al-a’rof 7:50 :

7_50.png
“Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga: “Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzkikan Allah kepadamu”. Mereka [penghuni surga] menjawab: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir”

kelak, ternyata, penghuni neraka dan penghuni surga bisa saling berinteraksi(berbicara). Mereka merengek-rengek meminta kepada ahli surga akan nikmat yang telah Allah berikan. Tapi sayang sungguh disayang, semua nikmat dari surga diharamkan kepada Ahli neraka. Kalau orang yg merengek itu ternyata adalah istri kita, ternyata anak-anak kita, orang tua kita… tenangkah kita dengan kenikmatan sorga itu…??? Sudah hilangkah perasaan dan hati nurani kita…??? ataukah kita sibuk dengan para bidadari nan cantik dan jelita itu…??? Subhanallah… wAllahu Akbar… Ataukah lebih membahagiakan mana ketika di dalam surga kelak, kita, anak, istri dan seluruh keluarga kembali berkumpul, kembali bersama memuji dan men-sucikan Allah… bersama sama menatap WAJAH AGUNGnya…. ohhh.. Yaa Huu..Kumpulkan aku dan seluruh keluargaku dalam kenikmatan pertemuan denganMu Ya Allah… Hasbiyallah wani’mal wakiil, ni’mal mawla wa ni’man-nashir… La hawla wa laa quwwata illa billahil-‘aliyyil ‘adhim. Tiada daya kecuali dayamu.

wallahu a’lam bishshowab.

9 responses to “Kalau kita di surga sedang anak/istri di neraka

  1. semoga ada di surga juga bersama kita , bukan di neraka

  2. …”tenangkah kita dengan kenikmatan sorga itu…??? Sudah hilangkah perasaan dan hati nurani kita…??? ataukah kita sibuk dengan para bidadari nan cantik dan jelita itu…???”…

    Kalau kita masih belum merasakan tenang, kalau masih memikirkan perasaan dan hati nurani, kalau masih sibuk dengan para bidadari yang cantik jelita, berarti kita belum di surga dong Pak.
    Karena surga adalah suatu “kenikmatan hakiki” yang diberikan oleh Tuhan.
    Kenikmatan yang dapat dirasakan oleh Ruh manusia.
    Kalau belum tenang,kalau masih perlu bidadari, berarti hidup di surga itu sendiri belum nikmat dong…So surga yang mana yang harus kita cari ???
    Correct Me If I’m Wrong .

    Salam,
    **AI**

  3. itulah dia pak… surga adalah tempat yg tak terlintas di hati, tak pernah dilihat (di alam dunia), dan tak pernah terdengar. Memandang surga adalah sebatas kemampuan kita dg info yg didapt dari alquran dan hadits. Saat kita menilai sekarang hati nurani, nafsu dll pasti akan terbawa, nah dari kesemuanya itu tinggal kita arahkan kepada hal yang akan menajdikan kita lebih dekat kepada Allah…
    Surga yang mana??? Hanya Allah yg tahu…

  4. duh, salah satu anggota keluarga saya (sepertinya) masih dalam kondisi jauh dari-Nya … 😦
    Yaa Alloh … mohon Engkau dekatkan dirinya kepada-Mu … dan kumpulkanlah kami dalam nikmat surga-Mu kelak …

    Salam buat Mas tri, berharap boleh, berdoa wajib, tapi berdoa tanpa langkah nyata artinya berangan2… lakukan sesuatu agar Keluarga kita dekat kepada Allah sehingga kelak dikumpulkan dalam ridlonya… Amin…

  5. sepertinya jika istri masuk neraka, ga’ mungkinlah suami masuk surga. kecuali si istri murtad atau syirik.

    Nah…., itu sudah dijawab sendiri, hehehe….
    pesan yg ingin disampaikan dlm artikel ini adalah bagaimana agar kita bersungguh2 menjaga amanat Allah berupa keluarga kita agar tak terjerumus kepada jurang kemaksiatan

  6. menurut apa yang saya dapat, jika keluarga masuk surga, mereka bisa bertemu dan saling mengenal. namun jika hanya suami atau hanya istri yang masuk surga, maka mereka akan lupa dengan suami atau istri yang di tempat satunya lagi.
    cmiiw

    Berat menjawabnya nih….
    pada hari perhitungan dalam Alqur’an disebutkan bahwa masing2 orang akan lari dari suami, istri, anak, tetangga, karib, sahabat dll…. Sebenarnya hal ini menunjukkan bahwa kelak kita masih kenal satu sama lain
    wallahu a’lam bishshowab

  7. Janganlah kita beribadah kepada Allah SWT karena mengharapkan masuk Syurga atau lepas dari azab Neraka karena keduanya itu adalah makhluk Allah SWT. beribadahlah karena ALLAH SWT semata…niscaya anda akan tenang..karena jika yang kita tuju hanya Allah SWT semata kita pasti tidak akan khawatir dengan hal2 yang tidak kita pahami…Wallahu’alam…

Tinggalkan Balasan ke masbadar Batalkan balasan